Yogyakarta, 06/03/2019
Kota Jogja di guyur hujan dari sore dini hari, tak kunjung reda, entah reda air yang terus-terusan jatuh atau rindu membara. Yah rindu lagi, rindu lagi, tak kala hujan turun dari kebanyakan orang duduk termenung hingga hujan tumbuh kan kenangan kenangan manis bersamanya dia, iya dia dia yang benar kamu sayang dengan tumpah darah, tak bisa kamu paksa untuk tetap disini, disamping mu.
Tak kala harus ada yang ku rindukan dikala hujan turun, aku tak mau memilih mu untuk aku rindukan, kenapa ? Pasti kamu tau jawabannya. Tak kala aku berfikir dengan akal , " mana punya hak aku untuk merindu, di moments sekarang ? Toh siapa sih aku " jadi cambuk cambuk dikala aku rindu. hujan oh hujan kalaupun kamu adalah makhluk yang berdosa maka kamu makhluk paling penuh dengan dosa, kamu menyiksa saya dalam persaan benar - benar membuat seluruh badan rasakan mati rasa. Rindu dalam perasaan, rapuh pilu seakan jadi makhluk yang paling lemah, senggol jatuh.
Seperti kata seorang sahabat, " Udah berumur, jangan terlalu pakai Hati" sontak berfikir kalau pun pakai akal seseorang akan jadi egois, akan jadi timbul rasa "bodo amat" . Egois pada diri sendiri pun, saya tidak menganjurkan. Karna selagi masih ada HAM (candaan lah) jangan membatasi diri untuk memulai kembali, merasakan kembali, melalui kembali bebaskan dirimu untuk berekspresi. Bukan hanya karena satu peristiwa yang membuat mu untuk menutup diri. Kalau pun takut untuk memulai dengan alasan " Pengendalian diri ", itu tidak masalah. Jangan memaksakan kalau memang bukan diri mu, menjadi orang lain bukan membuat jadi baik malah memperburuk kondisi.
Tp aku sendiri yg tau seberapa kuat hatiku, jadi motivasi seseorang agar tidak terlihat lemah, rapuh, ketika hatinya tersentuh perih. Bahkan petarung panglima tempur pun ketika hatinya tersentuh akan luluh tunduk. Hanya saja pengekspresian itu saja seseorang bisa dilihat tegar atau drop saat hati nya tersentuh.
Ingin rasanya gak mau berurusan dengan hati , hanya saja sekali mencoba bermain hati ada efek candu. Candu untuk mencintai, menyayangi, dan saling memiliki pada hati yang mampu mengobati nya dari sakit jadi kebahagiaan.
Kota Jogja, pukul 01.02 masih saja tetap gerimis dengan ketukan hujan menemani malam ku, dengan tulisan dan pesan WA. Masih duduk, merasakan rindu tapi tak tau siapa yang sedang di rindu, kalau tak berniat rindu padamu aku kan tetap rindu pada bapak ibu ku, boleh kan ?
" Kalau masih ada HAM di negri ini, makan aku masih bebas merindu kan mu hari ini "
No comments:
Post a Comment